Kamis, 12 September 2013
Kisah Mengharukan Si Miskin Menjadi Si Kaya
Suatu ketika berkumpullah 3 orang miskin yang sedang asyik menikmati sebuah bungkusan roti yang ditemukan ditempat sampah milik orang kaya. Ditengah asyiknya mereka menyantap bungkusan sampah roti, orang kaya yang membuang roti lewat disamping mereka sambil melempar sebuah koin Rp.500,- sambil berkata, " Dasar orang miskin, roti basi dimakan ! "
Setelah orang kaya tadi berlalu dari mereka,
Si miskin-1 berucap, " Orang kaya sombong ! "
Si miskin-2 menyahut, " Benar-benar sombong, sebetulnya aku tidak sudi makan roti basi. Oh..., Tuhan, mengapa Engkau jadikan aku miskin ? "
Si miskin-3 menenangkan teman-temannya, " Kalau orang kaya sombong sudah wajar, kalau orang miskin sombong ...., janganlah protes pada Tuhan akan nasib kemiskinan kita, yang pasti Tuhan maha tahu akan apa-apa yang akan terjadi, lebih baik jalani hidup dengan penuh kerelaan. Jika Tuhan menghendaki, bisa kok kita jadi kaya. "
Si miskin-2 menyahut, " Lagak bicaramu kayak Ustadz saja, emang kamu bisa kaya, jangan mimpi dech ... ! "
Si miskin-3 menimpali, " Yok kita pergi saja, ngurusin orang miskin sok pintar , repot . . . , mimpi jadi orang kaya di siang bolong, ha...ha... ! "
Si miskin-1 & miskin-2 berlalu meninggalkan si miskin-3,
Si miskin-3 kini seorang diri, setelah teman-temannya pergi dia pungut uang 500,- tadi, kemudian dia lemparkan ke dalam sebuah pot bunga yang terletak di ujung depan dalam rumah orang kaya yang tidak terpakai.
Setiap hari dia selalu mangkal di depan rumah orang kaya yang sombong itu. Setiap kali pula dia selalu makan sisa makanan yang ditemukan di tempat sampah, dan memungut koin-koin lemparan si kaya. Dan sudah menjadi kebiasaan pula, dia lemparkan koin-koin itu ke dalam pot.
Waktu terus berlalu, tidak terasa sudah hampir 10 tahun dia makan-makanan sisa, memungut koin dan melemparnya ke dalam pot bunga.
Sudah beberapa hari ini, dia tidak menjumpai si kaya keluar dari rumah dan melemparkan koin kepadanya. Satu minggu berlalu, dia tidak dapatkan lagi sisa makanan dan koin dari rumah si kaya.
Hingga suatu ketika, dia melihat sebuah mobil ambulance berhenti di depan rumah si kaya.
Dia melihat ada seseorang yang digeladak kursi roda menuju mobil ambulance, dialah si kaya pelempar koin.
Dia mendekat dan bertanya kepada petugas ambulance, " Maaf, Pak apa yang terjadi dengan orang kaya tersebut ? "
Petugas menjawab, " Cerita dari isterinya, dia kena STROKE, mikirin anak-anaknya yang tidak mau diatur dan suka menghambur-hamburkan uang, semua uang yang ada telah dihabiskan oleh anak-anaknya, anak-anaknya telah pergi entah kemana. "
Mendengar petugas bercerita semacam itu, si miskin teringat koin-koin lemparan si kaya yang dia lemparkan kembali ke dalam pot bunga si kaya, dengan tergopoh-gopoh dia masuk dan mendekati pot bunga yang berbentuk bulat berdiameter kira-kira 1 meter. Dia terperangah, ternyata pot bunga yang tidak terpakai itu sudah penuh dengan koin bahkan sampai meluber di samping kanan kirinya.
Dia memungut satu persatu, dia hitung selama 3 hari, terkumpul uang koin sebanyak 7,5 juta.
Setelah itu dia bergegas membesuk si kaya yang terbaring lunglai di rumah sakit dan memberikan uang koin yang sudah ditukarkan di bank kepada beliau untuk membantu biaya rumah sakit, serta menjelaskan bahwa uang itu adalah koin-koin si kaya yang tiap saat dia pungut.
Selang beberapa hari kemudian datang mobil ambulance di rumah si kaya tadi, tidak begitu banyak orang, hanya petugas rumah sakit beserta si kaya dan isterinya yang sudah mulai renta.
Isteri si kaya melihat-lihat kedepan rumah dan mendapati si miskin di ujung pintu gapura rumah, si miskin dipanggil kemudian diberi secarik kertas wasiat dari suaminya, berisi :
" Saudaraku, si miskin, yang selama ini aku rendahkan dan abaikan. Betapa mulia hatimu, kamu telah dengan rela membantu orang yang sombong ini, yang telah ditinggalkan anak-anak karena uang dan harta. Betapa koin-koin pungutanmu telah berjasa besar membantuku. Pada saat kamu membaca surat ini, maka aku telah dengan rela memenuhi panggilan Tuhan. Maka aku berwasiat, tolong jagalah rumahku dan bantulah isteriku mengurus pemakamanku, dan sebagian rumahku aku berikan kepadamu. Maafkan aku ....,"
Singkat cerita, si miskin yang dulu benar-benar miskin kini sudah mendapati hidupnya menjadi lebih baik, tidak sombong, suka membantu sesama dan berbudi pekerti luhur.
Intisari/hikmah cerita diatas salah satunya adalah orang yang baik tidak akan pernah melihat dirinya kekurangan, harta hanya titipan, kerelaan menerima hidup dengan semestinya adalah harta yang tidak pernah ada habisnya. Semua orang bisa kaya asal mau berusaha dan menyisihkan sebagian hartanya untuk ditabung dan diamalkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar